About

This is a small world where I put together my ideas into a thought. A thought then written down by the 'sword' of my hands. I'm a believer of God. Hereafter, be my witness, just what have I done, within this blog.

"God, give me the strength to write".

Saturday, February 25, 2012

Do Not Love

I was wondering how two person who actually never meet each other can love for the sake of Allah. What I really mean is a relationship between a man and a woman.

It really bothering me the past few years. My Muslim's friend actually got into this couple thingy and told me that it is not possible to love someone you don't really know.

Is it true?.

Nah, it wasn't true at all. Everything has been answered for me.

I've never met this 'someone' and I think I will fall in love with her. Of course, it will be later after our marriage. But how can this happen?. Only Allah has the answer.
Two person that love Allah before anything else can can meet for the first time and get married.

Two person that love Allah before anything else can somehow meet in an awkward situation and get married.

Two person that love Allah before anything else can somehow know each other from a social network and get married.

Two person that love Allah before anything else can somehow know each other beforehand and keep to themselves, and after fully prepared later they get married.

Two person that love Allah before anything else can somehow meet in the path of Allah and get married.
To have to know first about each other is not the reason why we cannot love that particular 'someone'. That is just your reasoning, but Allah can make something happen without any reason.

My bit of advices;
(1) Let Allah be your first love, you'll find yourself the second one later.
(2) Love Allah by heart, and ask Him find that 'someone' with His guidance.
(3) Pray to Allah with pure heart, He will ease you to find those who love Him wholeheartedly day and night.

Istikharah Prayer







Jabir said, "The Messenger of Allah, may Allah bless him and grant him peace, used to teach us the istikhara, asking for the good in all matters, as he would teach us a sura of the Qur'an. He said, 'When one of you is intending to do something, he should pray two rak'ats outside the obligatory prayer and then say, 'O Allah, I ask You for the best by Your knowledge and I ask You for strength by Your power and I ask You for some of Your immense bounty. You have power and I do not. You know and I do not. You are the Knower of the Unseen worlds. O Allah, if You know that this matter is good for me in my deen and my livelihood and the end of my affair (or he said, 'my affair sooner and later'), then ordain it for me and make it easy for me and then bless me in it. If You know that this matter is bad for me in my deen and my livelihood and the end of my affair (or he said, 'my affair sooner and later'), then avert it from me and avert me from it and ordain something better for me wherever it may lie and make me content with it.' He added, 'Then he should name the thing he wants to do.'" [al-Bukhari]

This hadith is taken from Riyad As-Salihin, by Al-Imam An-Nawawi. It teaches us how to perform istikharah prayer and the dua right after.

We make decision in every daily events, the small or large event, it doesn't matter. What's actually matter is that we pray to Allah so that every decision we make is a right and good decision. As Allah knows what is the best for us, we pray to Allah so that every decision we make will be the best for us.

P/s: The dua was actually Arabic, but i only found this English transliteration. Do open some books related to the Istikharah prayer and look for the Arabic version of this dua. May Allah ease everything you do my brother.

Friday, February 24, 2012

Yang Tidak Berisi, Tidak Bisa Mengisi


Pada saya, satu gambar mampu menceritakan 1001 perkara. Gambar di atas amat-amat membuat saya termenung, terpaku, membisu dan pelbagai lagi kata yang tidak mampu diungkapkan.

Saya kini sudah menjejakkan kaki ke tahun 4 pengajian perubatan, satu jurusan yang sangat memakan masa dan tenaga yang ada. Jika pulang daripada wad, atau klinik, pasti katil menjadi pilihan. Ia kehidupan yang sangat meletihkan.

Namun pernah diimbas kembali, bahawa saya ini hidup di bumi yang bertuah, bumi yang dipenuhi dengan majlis ilmu saban hari. Pantang kalau bercuti di rumah, sempat pula dicari kuliah-kuliah, ceramah-ceramah dan sebagainya. Kalau sempat, berprogram pula dengan ikhwah-ikhwah yang ada.

Tetapi lain pula keadaan di sini. Jauh betul saya daripada majlis-majlis ilmu sebegini. Kebanyakan masa memang tercurah untuk pelajaran, dan sebahagiannya pula digunakan untuk mentelaah bahan-bahan usrah dan menghadiri program-program yang disusun saban minggu.

Namun, ianya tidak cukup.

Seperti yang dimaksudkan gambar di atas, yang tidak terisi, tidak bisa mengisi.

Pengalaman lampau mengimbau kembali apabila saya terlihat kitab-kitab bahasa Arab di surau hostel saya kini; Riyadussolihin, Fiqh Sunnah, Tafsir Ibnu Kathir dan sebagainya. Kitab-kitab ini gah tersusun disuatu sudut tanpa ada insan yang menyentuhnya. Berhabuk pula. Kitab-kitab ini dulu kitab-kitab yang saya duduk menghayati bersama para ustaz di zaman sekolah, walaupun bahasanya bahasa Arab, namun isi kandungannya difahami juga. Perkataan demi perkataan, ayat demi ayat, perenggan demi perenggan, dan muka demi muka. Sungguh tebal dengan ilmunya.

Kitab-kitab itu saya buka dan belek halamannya. Hati jadi hiba, mengenangkan betapa lama dan jauhnya saya dari tenggelam mencari, mendalami ilmu sebegini. Ada sebahagian perkataan Arab itu saya masih fahami, kebanyakannya saya tercari-cari maksudnya. Lalu saya berdoa dalam hati.

"Wahai Allah, aku merindui untuk mendalami agama yang diredhaimu. Aku tahu minat sebenarku bukan pada bidang perubatan, tetapi pada bidang keagamaan. Tetapi aku redha bahawa apa yang Engkau tetapkan bagiku dalam bidang perubatan ini, adalah sesuatu hikmah yang masih belum aku fahami. Sabda kekasihMu, barangsiapa yang Engkau kehendaki kebaikan baginya, maka Engkau akan fahamkan dia dengan agama. Justeru itu, jadikanlah aku ini dikalangan mereka yang Engkau fahamkan agamaMu."

Menghitung masa yang telah berlalu, aduh, ruginya aku.

Sunday, February 19, 2012

Lupanya Kamu


Kamu selalu lupa untuk mengucapkan syukur pada Allah apabila bangun daripada tidur. Sedangkan Allah  memberikanmu peluang hidup lagi setelah mematikanmu. Lupanya kamu.

اَلْحَمْدُ لله الَّذِى اَحْيَانَا بَعْدَمَا اَمَاتَنَا وَاِلَيْهِ النُّشُوْرَ
"Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan hanya kepadaNya lah tempat kembali"

Kamu selalu lupa untuk memohon pada Allah agar melindungimu daripada gangguan syaitan ketika kamu menggunakan bilik air. Tetapi Allah bermurah hati melindungimu daripadanya. Lupanya kamu.

اَللَّهُمَّ اِنِّى اَعُوذُبِكَ مِنَ الْخُبْثِ وَالْخَبَائِثِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu daripada syaitan jantan dan syaitan betina"

غُفْرَا نَكَ الله الَّذِى اَذْهَبَ عَنّى الأذَى وَعَا فَانِى
"Aku memohon kepada Engkau, yang telah menghilangkan gangguan dariku dan memberikan kesihatan"

Kamu selalu lupa memohon pada Allah sebelum makan, agar diberkati rezeqimu dan mengharapkan rezeqimu halal agar tidak dihumban kamu nanti ke dalam api neraka. Tetapi Allah memberkati rezeqimu, mengenyangkanmu, dan memberikan tenaga kepadamu. Lupanya kamu.

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابً النَّارِ
"Ya Allah, berkatilah rezeqi yang Engkau berikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa api neraka"

Seringkali juga kamu terlupa mengucapkan syukur kepada Allah selepas makan. Tetapi Allah telah memberikanmu makan dan minum dan menjadikanmu seorang Muslim. Lupanya kamu.

اَلْحَمْدُ لله الَّذِى اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
"Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami seorang Muslim"

Kamu selalu lupa untuk bertawakkal kepada Allah setiap kali kamu menjejakkan kaki keluar daripada rumahmu. Tetapi Allah menyelamatkan kamu dari segala perkara yang membahayakan nyawamu di sepanjang pemergianmu. Lupanya kamu.

بِسْمِ الله تَوَكَّلْتُ عَلَى الله ,لا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ الا بِالله
"Dengan menyebut nama Allah, aku menyerahkan diriku kepada Allah dan tidak ada daya dan kekuatan selain dengan Allah sahaja"

Kamu selalu lupa untuk memohon kemudahan dan kesejahteraan sewaktu menaiki kenderaanmu. Tetapi Allah menyelamatkan bagi kamu, perjalanan pergi dan pulang kamu. Lupanya kamu.

سُبْحَانَ الَّذِى سَخَرَلَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَاَنَّ إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ
"Maha suci Allah yang memudahkan kenderaan ini bagi kami, sedangkan kami tidak mampu memudahkan kepadaNya, dan kepada Allah kami kembali"

Kamu juga akhirnya lupa untuk menyebut nama Tuhanmu sebelum kamu tidur. Tetapi Allah Maha Pengasih dan Penyayang, Dia menghidupkanmu semula selepas mematikanmu. Lupanya kamu.

بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ اَمُوتُ وَاَحْيَا
"Dengan namaMu Ya Allah yang menghidupkan dan mematikan"

P/s: Buat saya dan kamu yang sentiasa lupa. (^_^)

Cinta Buat Umi

Permataku

Munsyid : Mirwana

Sunyi...selubungi malam...
Mengusik minda yang terlontar jauh...
Masih...hangat terasa ...
Tangan yang membelai yang mengusik manja...
Daku damba kasihmu...
Biar jadi pedoman...
Buat penyuluh jalan kugapai impian...

Angin...kau nyanyikan lagu...
Untuk permataku...tenang selalu...
Bayu...sampaikan berita...
Daku kini ceria...aman dan bahagia...
Selimutkan rinduku bersama malammu...

Hadirlah...kau dalam mimpiku...
Agar kau selalu...ada disisiku...
Rindu belaian kasihmu...rindu senyumanmu...
Penawar lukaku...
Dengarkan laguku...hadiah untukmu...
Jasa dan baktimu ku kenang selamanya...

Angin...kau nyanyikan lagu...
Untuk permataku...tenang selalu...
Bayu...sampaikan berita...
Daku kini ceria...aman dan bahagia...
Selimutkan rinduku bersama malammu...

Dikaulah cahaya...
Bila malam menjelma...
Kasihmu membawa ke syurga...
Dan redha yang Esa...

Angin...kau nyanyikan lagu...
Untuk permataku...tenang selalu...
Bayu...sampaikan berita...
Daku kini ceria...aman dan bahagia...
Selimutkan rinduku bersama malammu...

mirwana - permataku.mp3

Friday, February 17, 2012

Dia Muhammad Telah Pergi

Berita kewafatan Rasulullah saw segera tersebar ke seluruh kota Madinah. Orang ramai terkejut dan masing-masing tidak dapat menahan kesedihan. Mereka berebut-rebut menziarahi Rasulullah saw. Tetapi kerana terlalu ramai, mereka terpaksa mengikut giliran. Mereka menangis meratap hiba. Umar Al-Khattab juga tidak dapat menahan perasaannya. Sebaik sahaja mendengar berita itu, beliau segera keluar dari rumahnya dan berlari-lari menuju ke rumah Rasulullah saw. tetapi beliau tidak dapat masuk kerana orang terlalu ramai. Tambahan pula, hanya keluarga Muhammad saw yang dibenarkan masuk dahulu.

Umar Al-Khattab berjalan mundar-mandir. Dia terdengar mereka sedang bercakap berkenaan Rasullulah saw. Ada yang percaya, ada pula yang tidak percaya. Malah ada pula yang mengatakan selepas beliau wafat maka umat Islam akan kembali ke agama asal nenek moyang mereka.

"Orang munafik yang lemah imannya mengatakan Rasulullah saw sudah meninggal dunia. Beliau tidak wafat tetapi pergi menghadap Allah seperti yang dilakukan oleh Nabi Musa a.s. dahulu. Nabi Musa pergi meninggalkan kaumnya 40 hari 40 malam. Kemudian beliau kembali kepada kaumnya."

"Demi Allah, Nabi Muhammad saw itu pesuruh Allah, beliau pergi sebentar dan pasti kembali. Saya memberi amaran keras. Sesiapa yang berani mengatakan Nabi Muhammad saw sudah wafat, nescaya saya potong tangan dan kakinya," teriak Umar Al-Khattab sambil menghunus pedangnya.

Melihat kelakuan Umar Al-Khattab yang sudah hilang pertimbangan, orang ramai semakin gelisah. Mereka tidak berani lagi bercakap mengenai kewafatan Rasulullah saw. Beberapa orang sahabat menemui Abu Bakar As-Siddiq.

"Umar Al-Khattab mengancam akan membunuh sesiapa sahaja yang mengatakan Rasulullah saw sudah wafat. Kata-katanya itu menakutkan orang ramai. Perkara ini tidak boleh dibiarkan. Kita perlu melakukan sesuatu," Kata Ikramah.

Abu Bakar As-Siddiq segera menghadap orang ramai lalu berkata, "Saya akan melihat sendiri keadaan Rasulullah saw. Selepas itu saya akan memaklumkan keadaan beliau."

"Itulah yang sebaiknya. Pergilah segera masuk ke rumah Rasululla saw," kata Ikramah.

Abu Bakar As-Siddiq segera masuk ke rumah Rasulullah saw. Dilihatnya jasad Nabi Muhammad saw yang mulia itu terbaring dan seluruh tubuhnya ditutup dengan kain. Abu Bakar As-Siddiq bersimpuh di sisi jenazah Rasulullah saw lalu membuka kain yang menutup wajahnya. Abu Bakar As-Siddiq mencium dahi Nabi Muhammad saw lalu berkata, " Kepada Allah kita datang dan kepada Allah juga kita pulang. Sesungguhnya maut yang ditakdirkan Allah bagi sekalian makhluknya sudah tuan rasakan sekarang dan selepas ini tuan tidak akan merasakan kematian buat selama-lamanya."

Kemudian Abu Bakar As-Siddiq menutup semula wajah Rasulullah saw dengan kain. Beliau keluar dari rumah Aisyah. Pada masa itu, orang ramai sedang mendengar Umar Al-Khattab berucap. Sebaik sahaja mereka melihat Abu Bakar As-Siddiq, mereka mengerumuni beliau.

"Bagaimana keadaan Rasulullah saw?. Beritahu kami keadaan beliau yang sebenarnya," desak mereka.

"Wahai sahabatku Umar Al-Khattab, bertenang dan marilah berdiri di sebelah saya. Saya akan bercakap perkara yang sebenarnya dan saya tidak takut kepada sesiapa melainkan Allah," kata Abu Bakar As-Siddiq.

Umar Al-Khattab datang lalu berdiri di sebelah kanan Abu Bakar As-Siddiq. Ikramah dan Abu Ubaidah pula berdiri di belakang umar Al-Khattab dan bersedia menghadapai segala kemungkinan.

"Bertenang tuan-tuan semua. Kita dengarkan apa yang akan dikatakan oleh Abu Bakar As-Siddiq," kata Abu Ubaidah.

Orang ramai menumpukan perhatian kepada Abu Bakar As-Siddiq. Suasana yang bsising bertukar senyap. Masing-masing menumpukan perhatian kepada perkara yang hendak diucapkan oleh Abu Bakar As-Siddiq.

"Wahai kaum muslimin, barang siapa yang menyembah Muhammad, ketahuilah Muhammad sudah wafat. barang siapa yang meneymbah Allah swt, maka Allah itu hidup dan tidak akan mati," kata Abu Bakar As-Siddiq. Kemudian dia membacakan ayat suci yang bermaksud,
"Muhammad itu hanyalah seorang Rasul. Sudah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah sekiranya dia wafat atau terbunuh maka kamu berpatah balik ke belakang? Barang siapa yang berbalik ke belakang maka tidak mendatangkan apa-apa pun kerugian kepada Allah sedikit pun. Dan Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur." [Ali-Imran:144]

Umar Al-Khattab kelihatan terpegun apabila mendengar ayat-ayat suci yang dibacakan oleh Abu Bakar As-Siddiq. Jiwanya yang keras berubah lembut. Dia menyarungkan pedangnya dan berkata, "Benar apa yang dikatakan Abu Bakar As-Siddiq. Saya dikuasai perasaan marah sehingga terlupa ayat Allah itu".

Suasana menjadi hiba dengan pemergian Baginda Nabi saw. Mereka akhirnya telah kehilangan seorang Rasul, seorang pemimpin umat Islam dan juga kekasih hati mereka.

Akhirnya mereka menerima kenyataan yang Rasulullah saw sudah wafat. Beliau sudah pergi menghadap kekasih agungnya, Allah swt.

Pergi buat selama-lamanya.



P/s: Malam tadi sempat tadabbur ayat Al-Quran di atas bersama ikhwah yang lain. Sebak hati teringatkan kisah ini jadi saya nukilkan kisah yang menyayat hati ini kepada kalian semua. Moga kita semakin cinta kepada Baginda Nabi saw. Jadilah saksi saya di Akhirat kelak, bahawasanya, saya sangat-sangat mencintai Baginda saw. Mohon doa kalian dipertemukan saya dan Baginda, dan di kuatkan saya di sepanjang meniti jalan dakwah ini. Akhir sekali, mari kita bersama-sama berselawat ke atas Baginda saw. Moga-moga, Baginda saw menjadi saksi kita nanti di Akhirat dan memberikan syafaat kepada kita.

Law Kana Bainana [Song + Lyric]



English Subtitle / Translation

If the beloved (saw) were among us
Those from far & near will come to him (saw)
Hoping to see the sun of goodness before it sets
Desiring to be near to Him (saw)
In this company the soul feels great
On that moment If it prays to Allah, Allah will surely answer
The light of Taha (saw) will not cease to exist
Oh Ya Allah who answers prayer, please fulfill our hope to meet him (saw)

I am willing to sacrifice my life for you
Oh beloved (saw) Muhammad saw honor of strangers
In your company the soul feels great
Oh mercy to all the worlds (saw)

Law Kana Bainana [Lagu + Lirik]



Lirik Bahasa Malaysia

Andai Rasulullah masih ada bersama kami : لو كان بيننا الحبيب
Pasti yang jauh dan dekat akan datang kepadanya : لدينا القاصى والقريب
Mengharapkan kebaikan Rasulullah sebelum ianya berakhir : من طيبة قبل المغيب
Dengan harapan dapat mendampingi Rasulullah : طالبا قرب الحبيب
Kerana mendampinginya jiwa menjadi tenang : بقربه نفس تطيب
Dan doa akan diperkenankan oleh Allah : فتدع الله يجيب
Cahaya Rasulullah tidak pernah sirna : انوار طاح لا تغيب
Wahai Tuhan, makbulkanlah hajat kami untuk bertemu dengannya : بلغنا لقاه يا مجيب

HidayahMu ibarat alam yang terbentang luas
Sebagai kasih sayang Tuhan pemberi hidayah
Bicaramu bagaikan sungai yang jernih
Berdamping denganmu bagaikan dahan yang segar dan basah

Ku tebuskan diriku dengan dirimu, wahai Rasulullah : فدتك روحي يا حبيب
Wahai Muhammad yang memuliakan segala makhluk : محمد مكرم الغريب
Berada disisimu jiwa menjadi tenang: بقربك الروح تطيب
Wahai pembawa rahmat kepada sekelian alam : يا رحمة للعالمين

Wednesday, February 15, 2012

Be Smart Enough To Enter Jannah!

Jannah is the ultimate vision of many Muslims out there. The same goes with me.

We don't have eternal life here in the earth to do lots of good deed. So our ummah was given lots of bigger reward than ummah before us in every single good deeds we've done.

Be smart.

There's a lot of hadiths mentioned about how to attain the Jannah. Let's look at it.

من لقي الله لا يشرك به شيئاً دخل الجنة -البخاري
1. Whoever meets Allah without ascribing anything to Him will enter Jannah. [Bukhari]

من آمن بالله وبرسوله ، وأقام الصلاة ، وصام رمضان ، كان حقاً على الله أن يدخله الجنة – البخاري
2. Whoever believes (has emaan) in Allah and His Messenger (sal Allahu alayhi wa sallam), and establishes the prayer and fasts the month of Ramadan, it is incumbent upon Allah that He enters him in Jannah. [Bukhari]

من بنى مسجداً يبتغي به وجه الله بنى الله له مثله في الجنة -البخاري
3. Whoever builds a masjid seeking by it the Pleasure of Allah, Allah will build for him a similar place in Jannah. [Bukhari]

من صلى البردين دخل الجنة – البخاري
4. Whoever prays the two cool prayers (Asr and Fajr) will enter Jannah. [Bukhari]

من غدا إلى المسجد وراح أعدَّ الله له نزله من الجنة كلما غدا أو راح- البخاري
5. Whoever goes to the masjid (every) morning and in the afternoon (for the congregational prayer), Allah will prepare for him an honorable place in Jannah with good hospitality for (what he has done) every morning and afternoon goings. [Bukhari]

من يضمن لي ما بين لحييه وما بين رجليه أضمن له الجنة -البخاري
6. Whoever can guarantee (the chastity of) what is between his two jaw-bones and what is between his two legs (i.e. his tongue and his private parts), I guarantee Jannah for him. [Bukhari]

من صلى اثنتي عشرة ركعة في يوم وليلة بُني له بهن بيت في الجنة – مسلم
7. Whoever prays 12 raka’at in the day and night, a house in Jannah will be built for him. [Muslim]

من سلك طريقاً يلتمس فيه علماً سهّل الله له به طريقاً إلى الجنة – مسلم
8. Whoever treads a path in search of knowledge, Allah will make easy for him the path to Jannah. [Bukhari]

من قال مثل ما يقول المؤذن من قلبه دخل الجنة – أبو داود
9. Whoever repeats after the mu’adhdhin from his heart (i.e., sincerely) will enter Jannah. [Abu Dawud]

ما من أحد يتوضأ فيحسن الوضوء ويصلي ركعتين يقبل بقلبه ووجهه عليهما إلا وجبت له الجنة – أبو داود
10. There is not one of you who perfects his wudu and prays two raka’at setting about them with his heart as well as his face except that Jannah would be mandatory for him. [Abu Dawud]

من قال رضيت بالله رباً ، وبالإسلام ديناً ، وبمحمد صلى الله عليه وسلم نبياًّ وجبت له الجنة – أبو داود
11. Whoever says: “I am pleased with Allah as my Rabb, and with Islam as my Deen, and with Muhammad (sal Allahu alayhi wa sallam) as my Prophet, Jannah would be mandatory for him. [Abu Dawud]

من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة- أبو داود
12. Whosoever last words are: laa ilaaha il Allah, will enter Paradise. [Abu Dawud, Saheeh]

من قال سبحان الله العظيم وبحمده غرست له نخلة في الجنة – الترمذي
13. Whoever says “SubhanAllah al-Adheem wa biHamdihi, Glorified and Exalted is Allah, The Great, and with His Praise”, a date-palm will planted for him in Jannah. [Tirmidhi]

من مات وهو بريء من ثلاث : الكبر ، والغلول ، والدّين دخل الجنة- الترمذي
14. Whoever dies and is free from three: arrogance, grudges and debt will enter Jannah. [Tirmidhi]

من عال جاريتين دخلت أنا وهو الجنة – الترمذي
15. Whoever raises two girls, he and I will enter Jannah. [Tirmidhi]

من أذن اثني عشرة سنه وجبت له الجنة ابن ماجة
16. Whoever calls the adhan for 12 years, Jannah will become mandatory for him. [ibn Maajah]

من سأل الله الجنة ثلاث مرات قالت الجنة : اللهم أدخله الجنة الترمذي
17. Whoever asks Allah for Jannah three times, Jannah will say: “O Allah, enter him into Jannah.” [Tirmidhi]

من عاد مريضاً أو زار أخاً له في الله ناداه مناد أن طبت وطاب ممشاك ، وتبوأت من الجنة منزلاً – الترمذي
18. Whoever visits an ailing person or a brother of his to seek the Pleasure of Allah, an announcer (angel) calls out: `May you be happy, may your walking be blessed, and may you be awarded a dignified position in Jannah’. [Tirmidhi]

إن الصدق يهدي إلى البر وإن البر يهدي إلى الجنة -البخاري
19. Indeed, truthfulness leads to righteousness and indeed righteousness leads to Jannah. [Bukhari]

تكفل الله لمن جاهد في سبيله لا يخرجه إلا الجهاد في سبيله وتصديق كلماته بأن يدخله الجنة – البخاري
20. Allah guarantees him who strives in His Cause and whose motivation for going out is nothing but Jihad in His Cause and belief in His Word, that He will admit him into Jannah. [Bukhari]

أيها الناس ، أفشوا السلام ، وأطعموا الطعام ، وصلوا والناس نيام ، تدخلوا الجنة بسلام -الترمذي
21. O people, spread the salaam (greetings), feed the hungry, and pray while the people are asleep, you will enter Jannah in peace. [Tirmidhi]

العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما ، والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة – البخاري
22. (The performance of) Umrah is an expiation for the sins committed between it and the previous Umrah; and the reward of Hajj Mabrur (i.e., one accepted) is nothing but Jannah. [Bukhari]

إن لله تسعة وتسعين اسماً مائة إلا واحداً ، من أحصاها دخل الجنة- البخاري
23. Allah has ninety-nine Names, one hundred minus one, and whoever believes in their meanings and acts accordingly, will enter Jannah. [Bukhari]

لقد رأيت رجلاً يتقلب في الجنة في شجرة قطعها من ظهر الطريق كانت تؤذي الناس- مسلم
24. I saw a man going about in Jannah (and enjoying himself) as a reward for cutting from the middle of the road, a tree which was causing inconvenience to the Muslims. [Muslim]

اللهم أنت ربي لا إله إلا أنت ،خلقتني و أنا عبدك، و أنا على عهدك و وعدك ما استطعت، أعوذ بك من شر ما صنعت ، أبوء لك بنعمتك عليَّ وأبوء لك بذنبي فاغفر لي ، فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت . من قالها من النهار موقناً بها فمات من يومه قبل أن يمسي فهو من أهل الجنة ، ومن قالها من الليل وهو موقن بها فمات قبل أن يصبح فهو من أهل الجنة -البخاري
25. O Allah, You are my Lord, none has the right to be worshipped except You, You created me and I am You servant and I abide to Your covenant and promise as best I can, I take refuge in You from the evil of which I committed. I acknowledge Your favor upon me and I acknowledge my sin, so forgive me, for verily none can forgive sin except You. “If somebody recites this invocation during the day, and if he should die then, he will be from the people of Jannah. And if he recites it in the night, and if he should die on the same day, he will be from the people of Jannah.” [Bukhari]

(All narrations not found in Bukhari or Muslim have been verified as authentic by Shaykh Albaani rahimahullah)



People, there are so many way to enter the Jannah. I'm not saying that entering the Jannah is easy, but we have to put our best effort into it. In the end of the day, we pray may Allah swt grant us His Jannah.


There are lots of hadith related to this topic, the 25 hadiths above just small part of it. Be smart. We know ourselves that we can't put our effort into everything mentioned above. Focus on a few of it and steadfast with it. The best way is to stay Istiqamah in anything good we've focus into. Try it!. Who knows if Allah swt wanna give you Jannah?. (^_^)


Tuesday, February 14, 2012

Muhasabah: Act Like A Doctor

Muhasabah is indeed important. It keeps us going forward and not repeating the same mistake again and again. Thus, for us Muslims, tomorrow will be a whole new day to begin with.

I love how a doctor thinks. They list out the problems, and they plan out the management for the problems. Treating the disease is like solving the puzzle.

Sometime we have to treat ourselves!. Credit

Here is some example;

22/Malay/Female
Gravida 1 Para 0 @ 36 week Period of Amenorrhea

Problems/
(1) High blood pressure in pregnancy
     -140/110 mmHg at antenatal checkup
     -was not on any antihypertensive drug
     -started >20 week POA
     -urine protein 100mg/24 hours

(2) Bronchial asthma
     -no attack in this pregnancy
     -last attack was on March 2011
     -on MDI salbutamol

Plan/
(1) Admit antenatal ward
(2) Trace urine FEME
(3) Observe BP
(4) KIV to continue T. Labetolol if BP persistently high
(5) Trace pre-eclampsia profile
(6) Pre-eclampsia chart

(Note: I'm currently in Oby Gyn posting, so it is convenient for me to give an example based on a case I've seen through out the posting.)

Is a doctor great?. No i don't think so. I admire their way of thinking. they know how to help patient based on their knowledge.

I'm more admire a Muslim who keep to himself at night just before sleep, thinking about the problems in his daily life. A problem can be anything, between themselves and Allah swt or to another human beings.

Thus, list out all the problems, and think how to solve them. If we have a problem of getting up early for Subuh prayer, then the suggested solution is getting to bed as early as possible.

Didn't Allah swt said that everything in this life is within our own scope?. So everything we encounter in our daily life must have a solution. Easy way or hard way, it depends on yourself on how to managed those problems.
لاَ يُكَلّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
"Allah burdens not a person beyond his scope. He gets reward for that (good) which he has earned, and he is punished for that (evil) which he has earned." [Al-Baqarah :286]
So my brother, keep yourself checked every night prior to sleep. What is important is actually how you will manage those sort of problems in a way that Allah swt please. Keep this in your mind and be stronger each and every day!.

Monday, February 13, 2012

Al-Anfaal:2


﴿إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَـتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَـناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ﴾
The believers are only those who, when Allah is mentioned, feel a fear in their hearts and when His Ayat are recited unto them, they increase their faith; and they put their trust in their Lord (Al-Anfaal:2)

`Ali bin Abi Talhah reported that Ibn `Abbas said about the Ayah,
﴿إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ﴾
(The believers are only those who, when Allah is mentioned, feel a fear in their hearts)

"None of Allah's remembrance enters the hearts of the hypocrites upon performing what He has ordained. They neither believe in any of Allah's Ayat nor trust (in Allah) nor pray if they are alone nor pay the Zakah due on their wealth. Allah stated that they are not believers.

He then described the believers by saying,
﴿إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ﴾
(The believers are only those who, when Allah is mentioned, feel a fear in their hearts) and they perform what He has ordained,
﴿وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَـتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَـناً﴾
(and when His Ayat are recited unto them, they increase their faith) and conviction,
﴿وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ﴾
(and they put their trust in their Lord), having hope in none except Him. ''

Mujahid commented on,
﴿وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ﴾
(their hearts Wajilat),

"Their hearts become afraid and fearful.'' Similar was said by As-Suddi and several others. The quality of a true believer is that when Allah is mentioned, he feels a fear in his heart, and thus implements His orders and abstains from His prohibitions.

Allah said in a similar Ayah,
﴿وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَـحِشَةً أَوْ ظَلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُواْ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّواْ عَلَى مَا فَعَلُواْ وَهُمْ يَعْلَمُونَ ﴾
(And those who, when they have committed Fahishah (immoral sin) or wronged themselves with evil, remember Allah and ask forgiveness for their sins; -- and none can forgive sins but Allah -- and do not persist in what (wrong) they have done, while they know) (3:135),

and,
﴿وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى - فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِىَ الْمَأْوَى ﴾
(But as for him who feared standing before his Lord, and restrained himself from vain desires. Verily, Paradise will be his abode.) (79:40-41)

Sufyan Ath-Thawri narrated that As-Suddi commented,
﴿إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ﴾
"A man might be thinking of committing injustice or a sin. But he abstains when he is told, `Have Taqwa of Allah', and his heart becomes fearful.'''

Allah's statement,
﴿وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَـتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَـناً﴾
(And when His Ayat are recited unto them, they increase their faith;)

is similar to His statement,
﴿وَإِذَا مَآ أُنزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُمْ مَّن يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَـذِهِ إِيمَـناً فَأَمَّا الَّذِينَ ءامَنُواْ فَزَادَتْهُمْ إِيمَـناً وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ ﴾
(And whenever there comes down a Surah, some of them (hypocrites) say: "Which of you has had his faith increased by it'' As for those who believe, it has increased their faith, and they rejoice) (9:124)


Al-Bukhari and other scholars relied on this Ayah (8:2) and those similar, as evidence that faith increases and varies in strength from heart to heart. This is also the view of the majority of the scholars of Islam, prompting some scholars, such as Ash-Shafi`i, Ahmad bin Hanbal and Abu `Ubayd to declare that this is the consensus of the Ummah, as we mentioned in the beginning of the explanation of Sahih Al-Bukhari. All the thanks and praises are due to Allah.

Allah said,
﴿وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ﴾
(And they put their trust in their Lord.)

Therefore, the believers hope in none except Allah, direct their dedication to Him alone, seek refuge with Him alone, invoke Him alone for their various needs and supplicate to Him alone. They know that whatever He wills, occurs and that whatever He does not will never occurs, that He alone is the One Who has the decision in His kingdom, without partners; none can avert the decision of Allah and He is swift in reckoning. Hence the statement of Sa`id bin Jubayr, "Tawakkul of Allah is the essence of faith".

Sunday, February 12, 2012

Cintakan Dunia, Dambakan Akhirat

Pernah atau tidak dalam kehidupan anda, anda berkehendak kepada sesuatu perkara tetapi anda tidak mampu mendapatkannya?.

Pernah atau tidak dalam kehidupan anda, anda menginginkan sesuatu yang terbaik buat diri anda dan apa yang anda ada sekarang tidak memuaskan hati anda?.

Pernah atau tidak, anda merasakan perasaan mencintai perkara-perkara dunia sehingga anda sukar untuk mendambakan perkara-perkara Akhirat?.

Pasti pernah bukan?. Kalau tidak pernah, saya rasa anda malaikat.

Saya beri contoh:

1) Seorang lelaki yang ingin mencari jodoh, kebiasaannya dia akan lihat pada rupa paras perempuan yang yang ingin dikahwininya. Dia juga menginginkan bakal isterinya datang dari keturunan yang baik, daripada keluarga yang kaya-raya dan paling tidak mempunyai Agama. Ada yang letakkan Agama sebagai perkara pertama, ada yang meletakkan Agama antara perkara paling kurang penting dalam kriteria bakal isterinya. Konklusinya, dia mahukan yang terbaik atau 'Perfect' pada isterinya. Sesetengah lelaki, dia dapat apa yang dia mahukan, sesetengah yang lain tidak.

2) Seorang perempuan yang baik, dia dinikahi oleh oleh seorang lelaki yang pada sangkaannya lelaki yang baik. Tetapi selepas pernikahan baru dia menyesal kerana ketika itu suaminya menunjukkan sikapnya yang sebenar. Dimarahi isterinya, dicaci-maki, dipukul sehingga lebam dan berdarah. Apa yang dia mampu buat adalah bersabar. Tak akan mahu bercerai, perempuan ini kalau boleh tidak mahu bergelar janda. Malu dengan masyarakat. Tetapi dalam hati, dia mahu suaminya berubah, dan dia berusaha ke arah itu dalam menasihati suaminya. Konklusinya, dia mahukan suaminya sekarang, menjadi suami yang baik. Situasi ini agak biasa di negara kita, rata-ratanya bercerai selepas si isteri memohon fasakh.

3) Satu pasangan suami isteri ingin memiliki sebuah rumah di Kuala Lumpur. Disebabkan harga rumah yang terlampau mahal, mereka hanya mampu membeli sebuah apartment. Bak kata orang, rumah atas angin, tidak bertanah. Tetapi mereka juga berharap, agar mereka mampu membeli sebuah rumah yang diingini mereka suatu hari nanti. Konklusinya, pasangan suami ini, mahukan sesuatu yang lebih baik berbanding apa yang mereka miliki sekarang ini. Ironinya, mereka mungkin tidak dapat membelinya walaupun mereka mengumpul duit sehingga berusia 60 tahun.

Realiti nampak kejam bukan?. Tetapi itulah dunia, sekejam mana ia, kita tetap cintakan ia bukan. Cara paling mudah untuk mengubati hati ini, adalah dengan kita mengharapkan segala apa yang kita kehendaki di dunia ini digantikan oleh Allah swt di Akhirat.

Kalau nak isteri yang ada Agama, cantik, kaya dan daripada keturunan yang baik, sekiranya tidak dapat di dunia, kita pohon pada Allah supaya kurniakan di Akhirat kelak kita seorang isteri yang kita hajati di dunia.

Kalau seorang perempuan itu tidak memperolehi seorang suami yang baik, pohon pada Allah supaya mengurniakan seorang suami yang baik di Syurga nanti.

Kalau nak rumah besar, tanah berekar-ekar, nak sungai sebelah rumah dan sebagainya, pohon pada Allah supaya gantikan apa yang kita ada di dunia ini dengan apa yang terbaik di Akhirat sana.

Mudah bukan?. Dengan kita tanamkan sikap tidak terlalu berharap pada dunia, kita semakin mendambakan Akhirat. Apa yang kita luahkan pada Allah dalam solat kita, dalam doa kita, walhal dalam hati kita sekalipun Allah dengar. Ini juga strategi untuk mendekatkan kita dengan Allah. Justeru, jangan berkecil hati dengan dunia, kerana kita akan berbahagia dan gembira di Akhirat kelak. Apa yang ada di dunia ini sementara, tetapi apa yang ada di Akhirat itu kekal selamanya.

P/s: Ok, saya juga seperti golongan contoh yang pertama. Moga-moga, Allah berikan saya seorang isteri yang solehah, yang punya Agama. Tolong-tolong doakan ya. Amin~.


Friday, February 10, 2012

Wallpaper: Palestinean Child


Rest in peace my little brother. May Allah swt send you straight away to Jannah. You may unable to utter a word correctly at your age, yet you died proudly as a Palestinean child. May Allah swt bless you.

Thursday, February 9, 2012

Tujuan Hidup 1


Allah swt menjadikan manusia dengan tujuan. Tetapi, masih ramai diantara manusia ini hidup di bumi Allah swt tanpa mengenali tujuan mereka. Tidak kurang juga ada yang tersalah sangka suatu perkara itu tujuan hidupnya mereka.

"Kenapa saya lahir ke dunia dan untuk apa saya hidup?". Persoalan ini ada dalam diri semua insan di muka bumi ini. Ada yang mencari, ada juga yang terawang-awangan langsung tidak mencari jawapannya. Tetapi ramai diantara mereka ini merasakan di dalam hati kecil mereka, mereka hidup dengan tujuan yang tersirat.

Ada antara manusia yang memilih Jesus sebagai tujuan mereka hidup, maka mereka memilih agama Kristian. Ada yang beranggapan Siddharta Gautama Buddha itu tuhan, maka mereka memilih agama Buddha. Tetapi kita umat Islam, menyakini bahawa Allah swt lah tujuan hidup ini, maka kita menganuti agama Islam.

Islam itu lebih besar dari sekadar agama. Agama itu pula bukan sekadar percaya. Islam itu cara hidup yang memandu umat manusia ini untuk bersaksi dengan Syahadatul Haq (Kalimah Yang Benar) bahawa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah swt, dan Nabi Muhammad saw adalah pesuruhnya. Islam itu cara hidup yang memandu manusia kembali kepada fitrahnya untuk bertuhan. Islam itu cara hidup yang mengajar manusia untuk taat kepada Tuhannya.

Ada manusia yang mengambil jalan yang jauh dengan berimankan Tuhan selain Allah swt, tetapi akhirnya mereka mengenali Islam dan memeluk agama Islam. Maka apa yang mereka imani, sangat kuat berbanding manusia-manusia yang lahirnya Islam, yang gah mengatakan mereka Muslim. Sebab mereka bersusah payah mencari tujuan hidup mereka dan akhirnya mereka tenang mengimani Allah swt itu Tuhan mereka. Kita mungkin tidak merasa ketenangan seperti itu.

Sebab itu kita tidak pelik mengapa di negara kita ini, mereka yang menganuti agama Islam bukan daripada lahirnya, sangat kehadapan dalam menyebarkan dua kalimah yang mulia ini. Kerana apa?. Kerana mereka tahu inilah sebenar-benar keimanan, tiada keimanan kepada Tuhan selain Allah swt. Kita yang sudah lama beragama Islam ini, lenggang kangkung sahaja. Beranggapan nanti di Akhirat kelak, mereka juga akan memasuki Syurga, walaupun selepas mereka merasai celupan Neraka beribu-ribu tahun lamanya.

Tanggungjawab ini, kebanyakan daripada kita mengabaikannya. Mengucap sahaja pandai, tidak pernah diteliti maksud dan syarahan di sebaliknya. Syahadatul Haq (baca: Pengakuan Yang Benar) ini bukan hanya mengimani kewujudan Allah, para MalaikatNya, KitabNya, RasulNya, dan Hari Akhirat. Malah tanggungjawab syahadah ini tidak cukup setakat mengerjakan Solat, menunaikan Zakat,Puasa dan Haji. Ia tanggungjawab yang lebih besar daripada itu semua.

Tanggungjawab ini hanya terlaksana sekiranya orang-orang beriman menyampaikan Kalimah Haq ini ke seluruh pelusuk muka bumi dalam pelbagai bentuk antaranya amal soleh, akhlak yang terpuji, dan pemerintahan yang adil. Maka, kamu wahai orang beriman sekalian, bermulalah kamu menyampaikannya, dengan memahami terlebih dahulu, apa sebenarnya tanggungjawab yang tersirat disebalik Kalimah Syahadah ini.

Saturday, February 4, 2012

Hari Lahir Kekasih Hati Saya

Abdullah bin Mas'ud r.a. meriwayatkan,
"Rasulullah saw bersabda kepadaku, 'Bacakan suatu ayat kepadaku' Saya bertanya 'Wahai Rasullullah saw, bagaimana mungkin saya membacakan ayat untuk engkau, sedangkan ayat itu diturunkan kepada engkau?' Beliau bersabda, 'Aku suka mendengarkannya dari orang lain.' Maka saya membaca surah an-Nisa' hingga ke ayat '..dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka. (an-Nisa':41)' saya melihat kedua airmata Nabi saw berlinang air mata."
HR Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Ahmad

Hadis ini, menyaksikan bahawa Baginda Muhammad saw menangis tatkala dibacakan ayat yang merupakan peringatan kepadanya. Lembutnya hati Rasulullah saw, hebatnya peringatan daripada al-Quran. Rasul saya ini, cinta saya yang kedua selepas Allah saw.

Hari ini, hari mulia kelahiran kekasih hati saya. Beliau sudah lama meninggalkan saya, hampir 1400 tahun yang lepas. Sabdanya, "Engkau bersama siapa yang engkau cintai", maka ketahuilah bahawasanya saya ini mencintaimu wahai Rasulullah. Saya melalu mengimpikan untuk bertemu dan bersama dengan kekasih ulung ini. Moga-moga, saya juga menjejakkan kaki ke Syurga bersamanya.

Kekasih saya ini, cintanya kepada Allah swt tidak terbatas. Namun saya juga mengharapkan secebis cinta daripadanya. Baginda tidak pernah saya lihat, dan tidak hidup sezaman dengan saya. Justeru, saya hanya mengenali Baginda melalui hadis-hadisnya. Semakin saya mengenali Rasulullah saw, semakin cinta saya padanya.

Saya akan mengalirkan airmata jika terfikirkan Baginda. Terlalu banyak persoalan di benak minda ini. "Wahai Rasullullah saw, adakah dikau rindu kepada empunya diri ini?", "Wahai Rasullullah saw, bagaimana dikau tegar dalam berdakwah sedangkan ianya terasa amat berat bagiku?", "Wahai Rasullah saw, bagaimana dalam keadaan ini aku tertawa, sedangkan engkau mungkin menangis?" dan banyak lagi.

Soalan-soalan yang sarat di fikiran menyebabkan saya membayangkan saya hidup di sisi kekasih agung ini. Saya juga kerap menangis tatkala memandangkan soalan-soalan ini dibiarkan tidak terjawab.

Saya sangat-sangat malu terhadap Baginda saw, andaikata beliau benar-benar bersama saya ketika ini. Saya tidak ingin Rasulullah saw melihat hakikat umat Islam pada ketika ini. Umat Islam hari ini kian parah dan tenggelam dalam perkara duniawi. Perkara ini, saya berhasrat untuk mengubahnya, dan saya tidak berseorangan dalam menjejaki tinggalan-tinggalan Baginda saw di jalan dakwah ini.

Sampai di sini dulu, saya mahu melelapkan mata dengan saki baki linangan air mata ini. "Wahai Rasulullah saw, ketahuilah, aku sangat merinduimu, sangat mencintaimu. Aku memohon syafaat daripadamu di Akhirat kelak dan aku berdoa supaya diriku berada di kalangan mereka yang berada disisimu di Syurga nanti."

Thursday, February 2, 2012

My Hereafter Future

These few days, i was speechless. I don't know myself what has been happening to my body. These are my signs and symptoms; palpitation, chest heaviness, sleepless, and speechless. I guess the latter symptom doesn't count, cause i also don't know the exact pathophysiology of speechless. I guess.

I have been always thinking about my fate in the hereafter, am I eligible to enter Jannah (The Paradise) or will be thrown to the An-Nar (The Hell). That made me always remember, that in everything that have been done previously or in the future, will affect my fate.

The thing is, I've been approached by one of my Ikhwah, to discussed about Baitul Muslim. As I have already told him, I will think about it seriously during my last semester in completing the Medical course. It's not like that I don't want to get married, it's just me, wavered.

I couldn't stop think about one thing, my Hereafter fate or future that will be determined by many factors. Among the important ones is my wife. In a hadith, to be simplified, there will be 4 persons that will drag a man into the Hell. They are his mother, his sisters, his wife and his daughter. Currently, the responsibility for my mother and sisters are still under my father's and i don't have any daughter yet. So my wife is the first person i will be responsible with.

My heart wavered a lot, my brain couldn't stop thinking about this huge responsibility. I've been praying for some times, hopefully Allah swt will guide me. I'm still waiting an answer or a clue from Him before I proceed to do anything.
"O you who believed, protect yourselves and your families from a Fire whose fuel is people and stones, over which are [apointed] angels, harsh and severe; they do not disobey Allah in what He commands them but do what they are commanded" (At-Tahrim:6)
P/s: If you are reading this, i just wanted you to know that you are a decent person. It's just me who needs some more time. If we are fated together, I want us get together till Jannah.